aku berpikir
berpikir dalam diam
seraya bersandar pada bantal
dan berharap ada seseorang disisiku
saat ini
aku berusaha merelakannya
membiarkannya bahagia
karena aku sendiri yang telah mencampakkannya
aku tahu telah salah
namun aku tak pernah bisa
meminta maaf pada diriku sendiri
atas kesalahan itu
karena aku yang terlalu memaksakan egoku
namun keadaannya
keadaannya memaksaku begitu
semua orang menyalahkanku
aku tahu memang
namun aku tak lebih dari seorang pengecut
aku tak bisa
tak bisa memaafkan diriku sendiri
tak bisa merelakannya pergi
merelakannya menggapai kebahagiaannya
kebahagiaannya tak seharusnya
tak seharusnya sempat bersamaku
kebahagiaan itu bagai candu
yang saat kau butuhkan rasanya sakit
sakit bukan mainnamun ketika kau mendapatkannya
rasa sakit pun hilang
dan kau lupa bagaimana rasanya sakit itu
dan ketika rasa sakit itu datang kembali
rasanya semakin dahsyat
mereka datang dan pergi silih berganti
membuatnya tak terperikan
namun aku tak dapat mengenyahkan
menjauh pun aku tak bisa
memang itu bukan salahnya
setitik pun bukan salahnya
dia telah melakukan segalanya
segala cara agar aku menyerah dan menjauh
menjauh dan mengenyahkannya
dari pikiran dan perasaanku
agar aku mendapatkan kebahagiaanku sendiri
agar aku tak merenggut kebahagiaannya
yang selamanya takkan pernah tercipta untukku
aku telah menghabiskan berlembar-lembar kertas
hanya untuknya dan tentangnya
aku telah membuang begitu banyak waktu
hanya untuk memikirkan segala tentangnya
aku telah mengorbankan pikiran dan perasaanku
hanya untuk melihatnya bahagia
aku mengerti bahwa aku ini tak termaafkan
bahkan untuk diriku sendiri
aku hanya memikirkan DIRINYA
kapan aku akan memikirkan DIRIKU?
aku hanya memikirkan KEBAHAGIAANNYA
kapan aku memikirkan KEBAHAGIAANKU?
aku hanya menghabiskan waktu UNTUKNYA
kapan aku menghabiskan waktu UNTUKKU?
aku memang terlalu mencintainya
dan cintaku untuknya teramat dalam
dan tanpa syarat
apapun yang dia lakukan
tak dapat merubahku
ataupun fakta
bahwa aku mencintainya
setulus jiwaku
dan aku menyayanginya
dari dasar lubuk hatiku
yang paling dalam
Jakarta, 21-12-2008 00:41
-Widita Hananingtyas
untuknya yang ada di dalam hatiku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar